Kamis, 27 Juni 2019

SOAL HOTS UNTUK SMP KELAS 7 MATERI ALJABAR


KISI-KISI SOAL HOTS
Mata Pelajaran            : Matematika
No.
Kompetensi Dasar
Materi
Kelas /
Semester
Indikator Soal
Level Kognitif
Bentuk Soal
No. Soal
1.
4.5 Menyelesaikan yang berkaitan dengan bentuk Aljabar dan operasi pada bentuk Aljabar.
Aljabar
Kelas 7/ Semester 1
Siswa dapat menentukan sebuah nilai dari permasalahan yang disajikan.
C.4
Uraian
1




KARTU SOAL NOMOR
(URAIAN)
Mata Pelajaran            : Matematika
Kelas/Semester            : Kelas 7 / Semester 1
Kurikulum                   : 2013

Kompetensi Dasar       : Menyelesaikan yang berkaitan dengan bentuk Aljabar dan operasi pada bentuk Aljabar.
Materi                          : Aljabar
Indikator Soal              : Siswa dapat menentukan sebuah nilai tentang materi Hubungan Garis dan Sudut yang disajikan
Level Kognitif             : C.4
 
SOAL :
1.    Angles A and B are complementary. If m<A = (x + 3)° and m<B is twice m<A. Write an equation that can be used to find the value of x!
(Diketahui sudut A dan sudut B berpenyiku. Jika m<A = (x + 3)° dan m<B dua kalinya m<A. Tulislah persamaan yang bisa digunakan untuk mencari nilai x!)




PEDOMAN PENSKORAN  :
No.
Uraian Jawaban/Kata Kunci
Skor
1.
(i) Diketahui :
     m<A + m<B = 90°
     m<A = (x + 3)°
     m<B = 2 . m<A
     Ditanya :
     Nilai x ?
1

Jawab :
(ii) m<B = 2 . m<A
      m<B = 2 (x + 3)°
      m<B = (2x + 6)°

1

1

(iii) m<A + m<B            = 90°
       (x + 3)° + (2x + 6)° = 90°
       x° + 3° + 2x° + 6°   = 90°
            3x° + 9°             = 90°
                            3x       = 90° - 9°
                            3x       = 81°
                              x        = 27°
1


1


Total Skor
5
 ket :
Nilai = (Jumlah skor/ Jumlah skor maksimal) x 100
 



Keterangan      :
Soal ini termasuk soal HOTS karena  :
1. Siswa diberi kesempatan dalam mengatur strategi dalam menjawab soal.
2. Soal ini mencakup beberapa materi diantaranya konsep aljabar (ketika siswa diminta menuliskan dalam bentuk persamaan), serta meminta siswa mengingat kembali tentang materi sudut yang berpenyiku.

Jumat, 14 Juni 2019

BAHAN AJAR MATERI HIMPUNAN KELAS 7 SMP/MTs

Hai...!
Kali ini saya akan membagikan tentang bahan ajar materi himpunan kelas 7 SMP/Mts. Untuk lebih lengkapnya, kalian bisa buka link dibawah ini. Selamat belajar!
https://drive.google.com/file/d/1nZTop2C24abeqRQBU8O3-ztxhDoE_W1p/view?usp=sharing

Setelah kalian pahami isinya, silakan tinggalkan komentar. Akan lebih bermanfaaat jika kita saling berbagi ilmu :)

Jumat, 08 Maret 2019

Tugas Telaah Kurikulum Matematika : Perkembangan Kurikulum di Indonesia


Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Kurikulum berasal dari bahasa yunani berasal dari kata curiryang berarti pelari, dan curereyang berarti tempat berpacu atau tempat berlomba. Dari dua kata ini kurikulum diartikan sebagai jarak perlombaan yang harus ditempuh oleh pelari dalam suatu arena perlombaan. Oemar Hamalik melihat kurikulum dari beberapa tafsiran sebagai berikut :
1) Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran.
2) Kurikulum sebagai rencana pembelajaran, dan
3) Kurikulum sebagai pengalaman belajar.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran yang yang berarti dalam kurikulum terdapat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh serta dipelajari oleh siswa selama mengikuti kegiatan pendidikan atau kegiatan pembelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Dalam pandangan ini mata pelajaran merupakan pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lalu yang telah tersusun secara rasional, logis dan sistematis.
1.    Kurikulum 1947
Pada awal kemerdekaan istilah kurikulum dikenal dengaan leer plan. Dalam bahasa Belanda artinya rencana pelajaran. Rentjana pembelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Rentjana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran dalam arti kognitif, namun yang diutamakan pendidikan watak atau perilaku (value/attitude), meliputi :
a.    Kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
b.    Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari.
c.    Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
2.    Kurikulum 1952
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
3.    Kurikulum 1964
Setelah tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kurikulum pendidikan yang lalu diubah menjadi Rentjana Pendidikan 1964. Isu yang berkembang pada rencana pendidikan 1964 adalah konsep pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan (problem solving).
Adapun ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4.    Kurikulum 1973
Kurikulum 1973 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan prinsipprinsip diantaranya sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-tujuan yang  harus  dikuasai  oleh  siswa  yang  lebih  dikenal  dengan  khirarki  tujuan pendidikan, yang  meliputi:  tujuan  pendidikan  nasional,  tujuan  institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
b. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
5.    Kurikulum 1968
Perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Kelahiran kurikulum 1968 bersifat politis mengganti rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
6.    Kurikulum 1975
Kurikulum  1975  menekankan  pada  tujuan,  agar  pendidikan  lebih  efisien  dan
efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu
MBO (management by objective)  yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman
ini  dikenal  istilah  “satuan  pelajaran”,  yaitu  rencana  pelajaran  setiap  satuan  bahasan.
Setiap  satuan  pelajaran  dirinci  lagi :  petunjuk  umum,  tujuan  instruksional  khusus
(TIK),  materi  pelajaran,  alat  pelajaran,  kegiatan  belajar-mengajar,  dan  evaluasi. Mata Pelajaran dalam Kurikulum 1975, meliputi : Pendidikan agama, Pendidikan Moral Pancasila, Bahasa Indonesia, IPS, Matematika, IPA, Olah raga dan kesehatan, Kesenian, dan Keterampilan Khusus.
7.    Kurikulum 1984
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu diperlukan perubahan kurikulum. Kurikulum 1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap Kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.    Berorientasi kepada tujuan instruksional.
b.    Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
c.    Materi pelajaran dikemas dengaan nenggunakan pendekatan spiral.
d.   Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
e.    Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
f.     Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Namun, seiring berjalannya waktu Kurikulum 1984 terlihat memiliki kelemahan, antara lain :
a.    Diberlakukannya sistem sentralistik sehingga memerlukan penyesuaian-penyesuaian di daerah.
b.    Pada masa itu, adanya keterbatasan dana yangg menjadi alasan klasikal dalam pelaksanaan kurikulum tersebut.
c.    Seringnya didapatti kompetensi guru yangg tidak sesuai dengaan yangg semestinya.
d.   Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
8.    Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengaan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengaan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapatt memberi kesempatan bagi siswa untukk dapatt menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan  pengajaran  menekankan  pada  pemahaman konsep  dan  keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
9.    Kurikulum 1997
Pelaksanaan  kurikulum  1997  kecenderungan  kepada  pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut :
a.    Beban  belajar  siswa  terlalu  berat  karena  banyaknya  mata  pelajaran  dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
b.    Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan  berpikir  siswa,  dan  kurang  bermakna  karena  kurang  terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal  ini  mendorong  para  pembuat  kebijakan  untuk  menyempurnakan  kurikulum  tersebut.  Salah  satu  upaya  penyempurnaan  itu  diberlakukannya  Suplemen  Kurikulum  1994.
10.    Kurikulum 2004 (KBK)
Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi). Lahir sebagai respon darii tuntutan reformasi, diantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan pendidikan nasional. Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge, understanding, skill, value, attitude, dan interest. Dengan mengembangkan aspek-aspek ini diharapkan siswa memahami, mengusai, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari materi-materi yang telah dipelajarinya.
Depdiknas mengemukakan katakteristik KBK ialah sebagai berikut :
a.    Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa yangg baik secara individual maupun klasikal.
b.    Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
c.    Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi
d.   Sumber belajar bukam hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yangg memenuhi unsur edukatif
e.    Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Adapun beberapa keunggulan KBK dibandingkan Kurikulum 1994, yaitu :
a.    KBK yangg dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan kompetenasi Paradigma pembelajaran versi UNESCO: learning to know,learning to do, learning to live together, dan learning to be.
b.    Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru.
c.    Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa dikurangi.
d.   Metode pembelajaran Keterampilan proses dengaan melahirkan metode pembelajaran PAKEM dan CTL.
e.    Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengaan penekanan penilaian berbasis kelas.
f.     KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS).
11.    Kurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. Kurikulum tingkat satuan Pendidikan ( KTSP ) ini disusun untukk menjalankan amanah yangg tercantum dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut:
a.    Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.
b.    Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman peserta didik, kondisi daerah dengan tidak membedakan agama, suku, budaya, adat, serta status sosial ekonomi dan gender.
c.    Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

12.    Kurikulum 2013
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik mampu dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan, apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a.    Tantangan Internal, terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengaan tuntutan pendidikan yangg mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yangg meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengaan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
b.    Tantangan Eksternal, terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yangg terkait dengaan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.


 
            REFERENSI
Wahyuni, Fitri. Jurnal: Kurikulum dari Masa Ke Masa (231-242).
Muhammedi. Jurnal: Perubahan Kurikulum di Indonesia.